Friday 14 July 2017

Komodo Island: The Last Jurrasic Park - a guidetour part 2.

.................Part 2.

Gerbang Masuk Pulau Komodo

Perjalanan  dari pulau padar menuju komodo sekitar 1 jam. Jeng jeng jeng, mendekati pulau komodo, mulai terlihat dermaga panjang di tepi pantai. Kami pun merapat dan sekali lagi kapten kapal mengatakan bahwa waktu yang dihabiskan di komodo hanya sekitar 1 jam. Saya dan rombongan (mas-mbak bule) agak celingak-celinguk karena bingung harus menuju kemana (kru kapal tidak ikut kami turun). Untungnya, ada bapak-bapak yang mengarahkan untuk menuju kantor yang lokasinya lurus dengan dermaga pantai. Di kantor tersebut, kami dipandu ke sebuah ruangan untuk membayar biaya masuk pulau komodo. Saya dan kedua saudara saya dipisah dengan ke 9 turis tersebut karena biayanya beda. Jujur, agak kaget ketika harus membayar, karena saya kira biaya 500rb diawal sudah termasuk biaya masuk komodo, ternyata tidak! Hehehe untungnya kami membawa uang lebih karena biaya masuk komodo lumayan mahal sekitar 75rb per orang (biaya ini sudah termasuk biaya entry pulau komodo, tracking, hiking, snorkeling, biaya ranger, biaya hari libur- intinya seluruh kegiatan di taman nasional komodo). Sebagai info, wisatawan luar dikenakan biaya sekitar 250rb loh guys!


Kebanggan Indonesia

Short track, Medium track, and Long track of Komodo Islan Tour

Setelah membayar, kami kemudian bergabung lagi dengan para bule dan dipandu oleh 3 orang ranger/guide dan diberi briefing tentang peraturan di komodo. Intinya, harus selalu berada di belakang ranger dan tidak boleh berteriak/gerakan reflek/lari/dan gerakan-gerakan yang akan memancing komodo mengejar kamu. Setelah itu, kami langsung berangkat mencari komodo, yap, jadi di pulau ini, kalian tidak akan diajak ke sarang komodo atau penangkaran nya, karena memang tidak ada. Jadi, komodo di pulau ini benar-benar dilepas dan hidup dengan bebas. Mereka tidak diberi makan oleh pengelola dan juga tidak dikurung. Hal inilah yang membuat pulau ini menjadi new 7 wonder of nature karena keaslian habitatnya tanpa campur tangan manusia. Ada sekitar 1000 komodo di pulau komodo ini dan mereka lebih banyak tinggak di dalam hutannya. Karena kami datang di musim kawin, tidak banyak komodo yang berkeliaran di sekeliling kantor. Yap, benar sekali, mereka berjalan-jalan di sekitar kantor yang jaraknya tidak sampai 100m. Bahkan, ketika rombongan kami baru berjalan sekitar 5 menit, ranger langsung berhenti karena ada komodo tepat di depan kami yang sedang tidur di bawah pohon. Kami bisa berdiri cukup dekat, hanya 2 meter, dari si komodo karena ia sedang tidur dan juga karena usinya yang sudah cukup tua. Ranger kemudian menjelaskan tentang si komodo yang ternyata sudah kakek-kakek dan buta. Salah satu ranger kemudian berbisik kepada kami dan menawarkan untuk berpisah dengan rombongan bule agar bisa berfoto dengan komodo tersebut. Setelah rombongan bule pergi, saya dan kedua saudara berfoto dengan komodo tersebut didampingi oleh ranger.


Ranger mendekati komodo

Grandpa Komodo

Bercengkrama dengan Komodo

Setelah itu, kami bersama ranger mencari komodo di sekeliling. Belum 5 menit berjalan, ranger mengatakan bahwa ada komodo kecil sedang  berjalan di tepi pantai. Ranger langsung mengejar dan kami membututi di belakang seperti anak ayam. Walaupun komodonya masih kecil, tapi tetap saja ia adalah binatang liar dan larinya gesit. Saya pun mengambil video dengan jarak yang cukup jauh dan tidak berani mengeluarkan suara karena takut komodo akan mengejar. Setelah komodo tersebut menjauh, kami ditawari untuk melihat view laut dari atas bukit. Kami kemudian tracking sekitar 10 menit ke atas bukit kecil dan berfoto sebentar. Ranger kemudian mengantar kami ke area depan kantor dan berpamitan. Yap, tur komodo nya memang hanya sebentar saja, karena kami kesini memang hanya ingin melihat komodo dari dekat, dan sudah terpenuhi. Jadi, selanjutnya kami bisa beristirahat sambil melihat deretan kios-kios yang berjualan baju kaos komodo. Harga kaos disini sekitar 80-150rb, tapi pintar-pintarlah menawar karena harga bisa turun hingga 50rb. Lumayanlah, sebagai pengingat bahwa kami sudah ke komodo. Setelah rombongan bule selesai tracking, kami kemudian kembali lagi ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke pink beach.


Komodo Berlarian di Tepi Pantai

Dermaga Pulau Komodo

Perjalanan ke pink beach memakan waktu sekitar 45 menit. Pink beach ini masih berada di wilayah komodo bagian utara. Dalam perjalanan, kami menyantap makan siang. Menu yang diberikan rata-rata adalah ayam (ada yg digoreng/dibumbu saos/digoreng pakai telur), tahu-tempe, sayur, sambal. Porsi yang diberikan sangat jumbo dan cocok bagi wisatawan yang sudah setengah harian berkegiatan di komodo. Fiuh, bayangkan saja kalau porsinya ala cafe, dijamin bakal kelaparan hehehe. Setelah kenyang menyantap bekal, sampailah kami di pink beach. Seperti namanya, pasir di pantai ini berwarna pink dan akan terlihat jelas warnanya pada saat sore hari. Sayangnya, kami sampai di pink beach saat mahatari sedang terik sehingga warna pasirnya terlihat pink muda. Kapal kami tidak dapat merapat di pink beach karena memang tidak ada dermaga dan airnya cukup dangkal. Disediakan ojek kapal bermotor untuk anda yang ingin berfoto ke pink beach dengan biaya 20rb PP. Nah, di pink beach inilah lokasi untuk snorkeling. Jadi, anda bisa berenang ke daratan dengan jarak sekitar 100 m atau menggunakan ojek kapal atau sekedar bersenorkeling ria di sekitar kapal saja. Saya dan saudara lebih memilih untuk snorkeling di sekeliling kapal saja cuaca yang terik sehingga agak malas untuk bermain di pantai. Waktu yang diberikan di tempat ini sekitar 1 jam. Kami pun bersiap-siap mengganti pakaian renang, menggunakan  lifejacket dan memakai alat snorkeling. Jujur saja, ini adalah pengalaman saya pertama kali snorkeling, jadi agak takut juga walaupun sudah pakai lifejacket. Tapi, seperti mantra di awal yang sudah saya bilang, sudah melewati 7 samudra, keluar waktu dan biaya banyak, gak mungkin kan hanya karena takut lalu kita gak jadi snorkeling? Hehehe. Yap, saya pun akhirnya dengan berbekal doa yang banyak kemudian pelan-pelan menenggelamkan diri ke tengah laut. Sungguh saya akan menyesal seumur hidup jika saya awalnya tadi tidak jadi menyelam, karena terumbu karangnya cantik banget! Waow! Air lautnya juga sangat jernih sehingga jarak pandang kita di dalam air juga sangat jelas. Pokoknya, so woderfull!


Sebuah Gundukan Pasir di Tengah Laut dengan Perbedaan Warna Air Laut

Snorkeling Activity
Persiapan Snorkeling

Tapi, kebahagiaan saya hanya beberapa menit saja karena saya tidak memakain pakaian renang sehingga agak berat bergerak di air (tips: bawa pakaian renang ya, yang asli, kalaupun gak ada, bawa baju buat menyelam yang ringan). Selain itu, lifejacket saya agak kebesaran dan saya juga masih kikuk dengan alat snorkelingnya hehehe maklum baru pertama kali. Alhasil, saya terbawa arus air yang pada saat itu lumayan deras sehingga saya terbawa arus hingga berjarak cukup jauh dari kapal. Saya dan saudara hanya bisa tertawa karena tidak bisa berenang ke arah kapal. Saya pun kemudian meminta bantuan dari kapten kapal untuk ditarik kembali ke kapal, sungguh memalukan. Tapi, apakah saya kapok? Tidak! Hehehe saya kembali ke kapal untuk membenahi peralatan lalu kembali menyelam lagi walaupun sambil berpegangan di tangga nya kapal, takut kebawa arus lagi hehe. Selain snorkeling, kami juga memberi makan ikan-ikan dengan sisa nasi kami. Ikan-ikan tersebut langsung datang mengerubuni kapal, serasa di dalam kolam ikan saja loh. Pokoknya, waktu serasa tidak berjalan di tempat ini karena kami sangat menikmati bermain di tengah laut yang masih alami.

Setelah puas bermain air, kapten kemudian meminta kami semua naik kapal untuk melanjutkan perjalanan ke manta point yang berjarak sekitar 30 menit. Manta point ini adalah tempat berkumpulnya ikan pari manta di tengah laut. Pari manta ini sangat besar dan berbeda dengan ikan pari yang biasa karena tidak punya cucut/sengat, jadi aman untuk berenang di sampingnya. Karena kedinginan, saya dan saudara langsung ganti baju, sedangkan bule-bule masih santai dengan bikini dan pakaian renangnya. Nah, sampai di manta point, ternyata banyak juga kapal wisatawan lain yang sedang bertengger mencari pari manta nya. Manta point ini benar-benar di tengah laut lepas loh. Untuk mencari pari manta nya, kapten kapal dan kru harus jeli mencari pergerakan di laut. Dalam waktu sekitar 10 menit, kru kapal berteriak mengatakan bahwa ada pari manta yang mendekat. Ia pun kemudian bertepuk-tepuk tangan agar pari manta nya semakin mendekat ke kapal. Yap, benar saja, Pari manta dengan besar satu meter kemudian merapat ke kapal kami! Wah, saya cuma bisa menganga sambil merekam. Bule-bule yang memang jago menyelam, langsung turun dan ikut berenang dengan pari manta tersebut. Kalau anda memang jago berenang, momen ini rugi untuk dilewatkan. Kapan lagi bisa berenang dengan ikan pari di habitat aslinya, iya kan? Setelah satu pari manta tersebut yang terlihat, kami tidak melihat lagi pari manta yang lain karena mungkin kami nya yang sedang tidak beruntung karena biasanya banyak pari manta di sekitar manta point.


Senja di Taman Nasional Komodo

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan kami pun bergegas pulang menuju labuan bajo. Perjalanan pulang selama 2,5 jam tidak terasa lama karena pemandangan laut serta gugusan pulau kecil di sekitar taman nasional yang indah terkena matahari sore. Sekitar pukul 17.30 kami merapat ke pelabuhan dan dengan langkah yang sedikit goyah kembali ke hotel untuk bersih-bersih. Perut yang lapar memaksa kami untuk kembali ke deretan kuliner di pinggir pelabuhan walaupun badan sudah lelah sekali. Setelah selesai makan malam, kami langsung kembali ke hotel untuk istirahat karena esok pagi harus segera ke pelabuhan untuk berangkat menuju Sape. Esok paginya, pada pukul 08.00 kami sudah check out dan menuju ke pelabuhan. Biaya kapal ferry dari labuan bajo menuju sape adalah 60rb/orang dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. Kapal ferry yang ke sape ini beroperasi sebanyak 3 kali dalam satu hari yaitu pukul 09.00, 15.00, dan 00.00. Jadi, bagi anda yang mungkin ingin lebih santai bisa berangkat menggunakan kapal pukul 15.00. Tapi, juga harus memperhitungkan waktu tiba di sape karena mendekati tengah malam. Nah, kapal kami sudah bertengger dan kami pun langsung masuk ke kapal. Melihat kondisi kapal dengan ruang VIP yang kurang bagus, kami langsung menyewa satu kasur tidur seharga 25rb dan memblock satu kursi panjang yang cukup untuk 4 orang. Kami menaruh kasur tersebut tepat di depan kursi sehingga 2 orang bisa tidur di kasur dan satu orang tidur di kursi, lumayan nyamanlah untuk perjalanan selama 7 jam. Kapal mulai berangkat pukul 10.00 dan semua kursi di kapal sudah terisi. Banyak juga yang tidur di lantai seperti kami. Selama perjalanan, air laut sangat tenang bahkan tidak terasa seperti naik kapal. Oh ya, di kapal ini tersedia cafetaria yang menjual popmie, mi rebus/goreng (seharga 18rb/porsi), jajanan, dan minuman. Untuk makan siang, kami sudah persiapan sebelumnya dengan membeli nasi bungkus di pelabuhan seharga 15rb dengan lauk ayam. Intinya, jika ingin nyaman selama perjalanan laut 17 jam, persiapkanlah diri dengan baik. Bawalah jaket, kain sarung/bali, kaos kaki, serta jajanan supaya tidak membeli di kapal dengan harga yang lumayan mahal.


The Ending of our Trip

Akhirnya kami sampai di pelabuhan sape pada pukul 4 sore. Hati-hati dengan para calo bis karena mereka akan mencari penumpang dengan gesit. Jaga barang bawaan dengan seksama karena situasi saat turun kapal lumayan rusuh. Nah, untuk mencapai kota bima, ada beberapa alternatif yang bisa dipakai. Anda bisa menggunakan bis kecil menuju kota bima yang kondisinya sudah jelek, tidak ber ac, dan sesak dengan harga 30rb/orang. Anda juga bisa menggunakan rentcar seharga 200-300rb permobil atau menggunakan ojek seharga 100rb. Jarak tempuh antara sape dan bima adalah 1 jam. Dari kota bima, anda bisa menggunakan menggunakan bis malam untuk menuju kota dompu, sumbawa dan mataram. Anda juga bisa menginap selama satu malam dan melanjutkan perjalanan ke kota asal anda dengan menggunakan pesawat keesokan harinya. Nah, karena rumah saya di dompu, saya menggunakan rentcar menuju bima seharga 250rb lalu kemudian dijemput di bima. Alhamdulillah, perjalanan panjang kami selama 1 minggu berakhir dengan muka gosong tetapi hati bahagia. See ya di guidetour perjalanan lainnya!

Jajaran Kapal di Pelabuan Labuan Bajo

Totalan yuk! Jadi, ini saya totalkan kisaran biaya yang saya habiskan selama di labuan bajo (karena saya pergi bertiga, jadi harga yang sifatnya gabungan akan saya bagi tiga):

  • -          Tiket Pesawat ende-labuan bajo : Rp 325.000
  • -          Sewa mobil bandara-hotel-gua cermin-hotel (harga saya bagi tiga) : Rp 200.000 / 3 = Rp 67.000
  • -          Sewa hotel 2 hari + ekstra bed (harga saya bagi tiga): Rp 800.000 / 3 = Rp 270.000
  • -          Biaya tur kapal : Rp 500.000
  • -          Biaya masuk taman nasional komodo : Rp 75.000
  • -          Biaya makan malam 2x, minum, jajan, dll : Rp 100.000
  • -          Biaya kapal ferry labuan bajo-sape: Rp 60.000


Jadi, kasarannya (diluar biaya saya beli souvenir) uang yang saya keluarkan selama di labuan bajo adalah: Rp 1.397.000. Murah kan? Apalagi kalian sudah saya beri trik-trik nya seperti biaya tur yang bisa jauh lebih murah dan biaya sewa mobil dari airport.

Nah, cara menuju labuan bajo juga bisa ditempuh dengan berbagai rute, yuk disimak:
-        - Menggunakan pesawat dengan tujuan labuan bajo
-        - Menggunakan jalur darat (bis-rentcar) hingga ke sape, lalu menaiki kapal ferry ke labuan bajo
-     - Menggunakan pesawat dengan tujuan bima, lalu menggunakan jalur darat (bis-rentcar) menuju sape, lalu menaiki kapal ferry ke labuan bajo
-     - Atau, dengan rute saya seperti di awal, menggunakan kapal awu dari bima ke ende, lalu menggunakan pesawat dari ende ke labuan bajo.

Fiuhhh, panjang ya, mudah-mudahan anda tidak bosan. Semoga menginspirasi anda untuk mengepak barang, memesan tiket, dan segera melancong. Alam indonesia menunggumu! See you!

No comments:

Post a Comment